Rabu, 12 Agustus 2020

Penggilingan Padi Citalem, Cipongkor, KBB.

GILINGAN PADI


-A THREAD

#Adoelt_Beby_Creepy_Uuniverse


"Tok, tok, tok," suara pintu diketuk.

"Siapa Bah?" Tanya  Bi Mayah pada suaminya.

Suami  Bi Mayah pun bergegas menemui tamu yang mengetuk pintu, namun ketika dibuka, diluar pintu rumah tidak ada siapa-siapa, kembali suaminya menuju ruang solat.

"Tok, tok, tok,"

"Tok, tok, tok," kembali terdengar suara pintu diketuk.

Bi Mayah keluar dan membuka pintu, masih tidak ada seorangpun di luar rumah, namun Bi Mayah lanjut mengunci pintu dan berjalan cepat menemui suaminya.

"Bah, barusan ada rombongan Ibu-ibu yang pake mukena berjalan ke arah jalan samping rumah kita,"

"Arah samping?" Tanya suaminya "Itukan jalan menuju kebun salak Alm. Letnan Toro? dan tembusnya ke penggilingan padi Mak!" Jawab suaminya dengan heran, karena jalan yang ke samping rumah panggungnya itu jarang dilewati orang kalau malam hari.

"Iya Bah, banyakan lagi dan yang paling belakang melirik sama Emak sambil tersenyum," jelas Bi Mayah.

"Emak kenal?".

"Kayak kenal tapi lupa," jelasnya seperti ketakutan.

Lanjut mereka sembahyang Isya, selesai sholat mereka masuk ke kamar tidur, karena anaknya Kang Asep dan Sendi temanku kalo malam tidur di pondok pesantren di kampung Babakan.

Jangankan nonton acara TV, tahun 1996 di kampung ku yang punya TV paling hanya 1 atau 2 rumah saja, Bi Mayah biasanya kalo malam hanya ngobrol dengan suaminya sambil menunggu ngantuk.

Bi Mayah terbangun dan beranjak ke kamar mandi, karena melihat suaminya yang masih menggilir-gilir tasbih sambil berdzikir, dia tidak minta diantar.

"Huuuuuuhuuhuuu, , , , , ," Suara perempuan seperti merintih kesakitan terdengar dari samping rumah panggungnya.

Bi Mayah beranjak seakan berlari dari toilet dan masuk ke kamar tidurnya.

"Pak, , , ," sahut Bi Mayah.

"Stttttttttt," suaminya menyela sambil duduk dan fokus mendengarkan suara dari samping bilik rumahnya.

"Ayo Mak sini kita berdoa," ajak suaminya, Bi Mayah pun duduk di samping suaminya yang mengajak berdoa.

Suara itu semakin menjauh seakan pergi meninggalkan rumah Bi Mayah, dan mereka bergegas menarik selimut dan tidur kembali.

Singkat cerita, ketika pagi setelah Kang Asep dan Sendi berangkat sekolah suaminya pergi ke ladang, Bi Mayah pergi ke jalan raya untuk membeli sayuran dari tukang sayur keliling.

Tepat di depan gang terlihat Ibu-ibu mengerumuni gerobak Bah Wiro tukang sayur langganan Ibu-ibu, seperti di FTV Suara Hati Istri atau Kisah Nyata Indosiar, biasanya Ibu-ibu kalo lagi memilih sayur suka pada ngerumpi, belanjanya sebentar ngobrolnya yang lama.

"eh Ceu haji, belanja apa?" Tanya Bi Mayah pada tetangganya.

"Ini biasa beli sayur asem kesukaan Jang Cecep dan Pak Haji" jawab Haji Odah.

Ketika Bi Mayah menceritakan kejadian yang dialaminya semalam, Haji Odah dan suaminya juga sama merasakan hal aneh tersebut, kenapa ada Ibu-ibu pengajian yang lewat itu malam Kamis, karena biasanya pengajian diadakan malam Jumat, namun diantara tetangganya hanya Bi Mayah yang mendengar suara tangisan perempuan, karena lokasi rumahnya itu berdampingan dengan Penggilingan Padi.

Selesai Bi Mayah belanja, dia langsung pulang berjalan ke rumahnya, di jalan Gang bertemu dengan Bu Haji Neneng istri ketua RT di kampung itu yang baru pulang dari Pasar di Desa sebelah bersama istri Mang Aep yang sebelumnya ku ceritakan di Thread yang berjudul "Misteri Tanjakan Ibot,".

Bu Haji mengajak Bi Mayah ke acara pengajian malam Jum'at yang akan diadakan dirumah Haji Dedi pemilik penggilingan padi, "Sekalian acara 40 hari meninggal istrinya," ajak Bu RT.

Singakat cerita, Bi Mayah cerita ke suaminya mengajak ikut acara pengajian, namun suaminya ada janji lebih dulu dengan Aki Pirman untuk bertemu dengan Mandor Kohar yang baru pulang dari Jakarta.

"Ya sudah kalo Abah ada janji mah sok ajah, Emak mau bareng sama Haji RT dan ibu-ibu lain," sahut Bi Mayah kepada suaminya.

Setelah magrib suaminya pun berangkat.

"Kunci rumah taro aja di pot yah Mak," kata suaminya sambil pamitan berangkat duluan.

Bi Mayah pun bersiap-siap sambil nunggu Bu Haji RT, setelah adzaI isya mereka berangkat bersama ibu-ibu kampung sebelah.

Setelah acara selesai, sebagian Ibu-ibu dan Bapak-bapak ada yang langsung pamitan pulang, ada juga yang masih ngobrol dengan anak-anaknya Haji Dedi.

Bi Mayah, Bu RT, Suaminya dan UJ sedang ngobrol sambil menikmati hidangan.

"Brak," suara pintu terbuka dengan tiba-tiba, tanpa ada angin.

Serontak semua yang ada diruangan itu kaget dan menatap ke arah pintu, kenapa pintu seberat itu bisa terbuka dengan sangat kencang, mereka semua terheran dan tiba-tiba.

"Whaaaaaa," serontak semua berteriak, setelah melihat sesosok perempuan cantik dengan tinggi melebihi manusia normal memakai mukena putih seakan melayang, melintas di depan pintu rumah.

Semua yang ada di sana mendekat ke Pak UJ dan Pak RT.

"Tenang, tenang, jangan panik, mungkin itu pamitan dari mendiang." kata UJ.

"Jangan takut, selama tidak mengganggu, jangan sampai kita yang celaka karena ketakutan!" Jelas UJ yang langsung berdiri membawa segelas air dan membacakan doa, tak lama UJ pun kembali setelah mengguyurkan air ke beberapa titik di halaman rumah.

Sebagian dari yang ada di sana mulai berpamitan setelah kejadian itu, tersisa Bu Mayah, Bu RT dan yang arah pulangnya searah dengan UJ masih menunggu UJ pulang.

Setelah berbincang dengan pemilik rumah UJ pun bergegas pamit, namun Bi Mayah sandalnya tertukar, dan saat Bi Mayah mencari sendal, Bu RT dan suaminya dan UJ sudah jalan lebih dulu.

Bi Mayah yang terakhir keluar dari rumah itu, Bi Mayah sedikit berjalan agak cepat, untuk mengejar yang lain.

Ketika tepat keluar dari gerbang rumah itu, tepatnya di depan sekolah SD Citalem, Bi Mayah mencium seperti bau Kamper mengikuti dari arah belakangnya.

Ibu-ibu dan Bapak-bapak yang paling depan menoleh ke arahnya dan langsung berlari terbirit-birit seperti melihat sesuatu yang menakutkan.

Begitu juga Bu RT dan suaminya dan UJ pun sama setelah menoleh ke belakang langsung mengambil jurus langkah seribu.

Bi Mayah terheran melihat yang lain berlarian, dengan penasaran karena bau kamper dari arah belakang terus membuntuti, ia menoleh ke arah belakang dan.

Tepat di belakangnya ada sosok perempuan yang persis seperti yang mereka lihat menampakan diri tadi di depan pintu rumah Haji Dedi.

Sontak Bi Mayah pun berlari mengikuti yang lain, hingga tiba didepan gang menuju rumahnya.

"Mayaaaaaaah, Mayaaaaah" suara perempuan itu terus memanggil seperti orang kedinginan.

Dia terus berlari sampai rumah dan dengan rasa tegang Bi Mayah susah membuka kunci pintu.

"Plak," dari belakang ada yang menyentuh pundaknya.

"Whaaaaa," Bi Mayah berteriak sembari menangis karena ketakutan.

"Ada apah Mak? Ini Abah, ini Abah," saut suaminya sambil memeluk Bi Mayah.

Setelah sadar dan masuk rumah Bi Mayah menceritakan kejadian tersebut pada suaminya yang membawakan air minum ke dapur yang dibacakan doa untuk dimiinum.

Kesaksian lainnya Ku dapat dari Ceu Teti, dia masih saudara Bi Mayah, rumahnya di belakang Pasar Citalem tepat di jalan menuju ke arah Penggilingan padi tersebut.

Kata Ceu Teti setelah berlari dari kejadian malam itu dia ngintip dari celah pintu warungnya, sosok perempuan tersebut jalan nya seperti melayang, tidak menapak, dan mengikuti rombongan ke arah Bi Mayah pulang, namun entah sampai mana dan kemudian kembali berbalik arah, dan belok ke arah Penggilingan Padi di Belakang Pasar Citalem.

Menurut dari beberapa sumber, yang apes katanya sosok tersebut suka menampakan diri di penggilingan padi milik suaminya, kadang juga muncul dipojok pasar Citalem.


Sumber Cerita : Radjib pemuda yang kuceritakan di Thread yang berjudul "MEMEDI SAWAH DARUSSALAM" 

Terima kasih,

Adoelt Baby Creepy Universe 0720-04

Asalamualaikum Warahmatullohi Wabarokatuh.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar